Di era zaman dunia digital dan pesatnya informasi, tidak semua negara menganggap wanita berhijab adalah suatu yang wajar. Bahkan sejumlah masyarakat dibeberapa negara tidak mengerti mengapa wanita memakai jilbab dan mengatai Muslimah yang mengenakannya dengan sebutan gila.
Pengalaman ini dirasakan oleh seorang muslimah Cina
bernama Ye Qingfang. Namun itu nama China-nya sedangkan nama muslimnya adalah
Rahmah yang sempat dikatai gila karena berhijab..
Rahmah bercerita kalau ia lahir sebagai muslim dan
besar di Qinhai, Cina. Saat masih sekolah ia belum memakai jilbab hingga
memasuki perguruan tinggi. Rahmah mengaku baru berhijab setelah duduk di bangku
kuliah.
Menurut Rahmah, memakai hijab di Cina masih dianggap
barang tabu walaupun ada 23 juta muslim di negeri tirai bambu tersebut. Meski
masih dianggap tabu namun tak meluluhkan niat Rahmah untuk berhijab setelah
menjadi mahasiswa.
“Aku ingin menjadi wajah dari wanita berhijab di
Cina. Awalnya aku nggak berhijab sampai masuk kuliah. Saat kuliah aku memilih
untuk mempelajari agama dan budaya Islam lebih dalam. Itulah mengapa aku
memutuskan berhijab. Ternyata identitas muslim membuatku terlihat unik di
negeri ini. Banyak orang tidak mengerti dan salah paham karena hijabku,” ujar
Rahmah seperti dilansir dari BBC.
Mengenakan hijab saat kuliah di Cina tidak mudah
dijalani oleh Rahmah. Bahkan beberapa temannya menyebut dirinya gila hingga
menyuruhnya pergi untuk konsultasi kejiwaan, dan dianggap sudah dimanipulasi
oleh kelompok setan.
“Mulanya orang-orang nggak mengerti dengan
keputusanku (berhijab). Bahkan aku disuruh untuk konsultasi kejiwaan. Aku
dianggap memiliki hubungan dengan grup setan atau yang terkait dengan itu,”
tambah Rahmah.
Tidak hanya saat kuliah, Rahmah juga mengaku
kesulitan mendapatkan pekerjaan karena hijabnya. Banyak perusahaan yang tak
menerima dirinya hanya karena memakai jilbab. Banyaknya rintangan dengan
berhijab tak membuat Rahmah menyerah. Ia tak ingin mengorbankan ‘identitasnya’
hanya untuk urusan duniawi. Hingga akhirnya Rahmah mendapatkan pekerjaan
sebagai guru sekolah tapi hanya sebentar.
“Pekerjaan pertamaku menjadi guru di sekolahku dulu
untuk mengajar Bahasa China. Tapi sekolah itu tak ingin punya guru yang
berhijab. Mereka merasa hijab akan memberikan pengaruh buruk,” ujarnya.
Rahmah kemudian memutuskan pindah ke Beijing pada
tahun 2012. Ia tak mencari pekerjaan, tapi berusaha membuat lapangan pekerjaan.
Ya, Rahmah mencoba berbisnis hijab. Ia mendesain busana muslim dan bisnis hijab
di Beijing, China.
Bisnis Rahmah masih terus jalan hingga saat ini. Ia
berharap muslimah lain di luar sana bisa terus berhijab apa pun yang terjadi.
Rahmah juga menyarankan untuk para muslimah tetap percaya diri ketika berhijab
di muka umum.
“Aku berharap para wanita muslim bisa lebih percaya
diri tampil dengan hijab mereka di muka umum dan tetap tenang serta elegan di
tempat kerja,” kata Rahmah.
0 Response to "Karena Memakai Hijab Muslimah Cina Ini Dikatai Gila"
Post a Comment